Selasa, 21 April 2009


Budaya Asli Indonesia 1

Keris adalah budaya asli Indonesia. Walaupun nenek moyang bangsa Indonesia umumnya beragama Hindu dan Budha, tidak pernah ditemukan bukti bahwa budaya keris berasal dari India atau negara lain. Jika pada candi-candi di pulau Jawa ditemui gambar timbul (relief) yang menggambarkan adanya senjata berbentuk keris, maka pada candi-candi di India atau negara lain hal itu tak pernah ada.
Bahkan senjata yang berpamor, tidak pernah ada dalam sejarah budaya bangsa India. Bentuk senjata yang serupa dengan keris pun tidak pernah ada di negara itu.
Beberapa buku tulisan orang Barat menyebutkan bahwa di Persia (kini Iran) dulu juga pernah ada budaya senjata berpamor yang serupa dengan keris Indonesia. Beberapa jenis senjata kuno buatan Iran memang dihias dengan semacam lukisan emas pada permukaan bilahnya. Teknik hiasan gambar pada bilah itu dilakukan dengan cara membuat alur goresan, sehingga bilahnya luka, dan dalam alur goresan itu disisipkan kepingan tipis logam emas. Jadi teknik yang dipakai adalah inlay, yang menurut istilah Jawa disebut sinarasah. Tetapi sinarasah ini tidak tergolong pamor yang sebenarnya. Sebab pamor adalah hiasan pada permukaan bilah yang terjadi karena terbentuknya lapisan-lapisan dari jenis logam yang berbeda, yaitu besi dan titanium. Besinya kehitaman, titaniumnya keperakan. Sedang senjata kuno Persia (Parsi) sama sekali bukan logam yang berlapis, melainkan terbuat dari baja melulu.
Di Indonesia, keris yang baik umumnya selain berpamor juga dihias lagi dengan emas, perak, intan berlian dan batu mulia lainnya. Hiasan ini dibuat sebagai penghargaan si pemilik terhadap kerisnya. Atau dapat pula sebagai anugerah dari raja atas jasa pemilik keris itu. Hiasan pada bilah keris yang mempunyai nilai paling tinggi adalah bila keris itu diberi kinatah. Permukaan bilah keris dipahat atau diukir sehingga membentuk gambar timbul (relief) dan kemudian dilapis dengan emas. Terkadang di sana sini masih ditambah dengan hiasan intan berlian. Jika kinatah itu menutup satu pertiga bilah atau lebih, disebut kinatah kamarugan. Jenis motif kinatah banyak ragamnya. Yang paling terkenal adalah kinatah gajah singa. .... bersambung ........
Bukan Alat Pembunuh

Walaupun tergolong jenis senjata tikam, keris dibuat bukan semata-mata untuk membunuh. Keris lebih bersifat sebagai senjata dalam pengertian simbolik. Karenanya keris juga dianggap memiliki kekuatan gaib. Bagi yang percaya, keris dapat menambah keberanian seseorang. Keris dapat menghindarkan serangan wabah penyakit dan hama tanaman. Keris dapat menyingkirkan gangguan makhluk halus. Keris dapat membantu memudahkan orang mencari rezeki. Pendek kata, keris dapat dimanfaatkan tuahnya, sehingga memberikan bantuan keselamatan bagi pemilik dan orang di sekitarnya. Memang ada juga keris-keris yang benar-benar digunakan untuk membunuh, umpamanya keris yang dipakai oleh algojo kraton guna melaksanakan hukuman bagi terpidana mati. Namun kegunaan sebagai alat pembunuh ini pun sifatnya seremonial dan khusus.
Keris adalah benda seni yang meliputi seni tempa, seni ukir dan pahat, seni bentuk, serta seni perlambang. Pembuatannya selalu disertai dengan doa-doa tertentu, mantera dan upacara khusus. Doa pertama seorang empu ketika akan memulai membuat keris adalah memohon pada Yang Maha Kuasa, agar keris buatannya jika selesai kelak tidak akan mecelakakan pemiliknya maupun orang lain. Doa-doa itu juga diikuti dengan tapabrata, antara lain tidak tidur, tidak makan, tidak menyentuh lawan jenis pada saat-saat tertentu.
Bahan baku pembuatan keris adalah besi, baja dan bahan pamor. Bahan pamor ini ada dua macam. Pertama, batu meteroit atau batu bintang yang mengandung unsur titanium. Bahan pamor lainnya adalah nikel. Besi dan pamor ditempa berulang kali, berlapis-lapis, paling sedikit 64 lapisan. Umumnya sekitar 360 lapisan dan yang paling banyak 4264 lapisan. Baru setelah itu, untuk mendapatkan ketajaman yang baik, disisipkan lapisan baja tipis di tengah bilah. Segala benda yang berlapis, walaupun tipis, akan selalu lebih kuat dari benda aslinya. Teori itu sudah dikenal nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lampau. Bandingkan dengan kayu lapis (plywood) dan kawat baja pilin yang kita kenal pada dunia moderen sekarang ini.
Pilihan akan batu meteroit yang mengandung unsur titanium, juga merupakan penemuan yang mengagumkan dari nenek moyang kita. Karena titanium ternyata memiliki banyak keunggulan dibanding dengan logam lainnya. Unsur itu keras, kuat, ringan dan tahan karat. Dalam peradaban moderen titanium dimanfaatkan untuk lapisan pelindung pesawat antariksa, roket dan peluru kendali antar benua.

Selasa, 14 April 2009


INDUKSI ILMU

Seseorang yang memiliki ilmu tinggi, dapat menularkan ilmunya pada orang lain. Ia juga bisa menularkan (induksi) daya dari ilmu itu pada suatu benda. Kekuatan ilmu yang ditularkan itu pada umumnya, dapat bertahan sampai beberapa minggu, beberapa bulan dan bahkan ada yang bertahun-tahun.
Kemampuan seperti ini, sampai sekarang masih dimiliki oleh orang-orang tertentu di Indonesia. Pada zaman perang kemerdekaan, orang-orang yang berkemampuan seperti itu cukup banyak jasanya. Mereka secara langsung ikut membakar semangat para pejuang. Caranya, antara lain adalah dengan “mengisi” sepotong bambu kuning dengan daya tertentu. Pejuang yang maju ke medan tempur membawa potongan bambu kuning yang telah diisi itu akan berlipat ganda semangatnya, karena ia yakin dirinya akan selamat dalam pertempuran itu.
Kemampuan mengisi sesuatu daya pada sebuah benda ini pun sering dilakukan terhadap sebilah keris. Keris-keris yang diisi dengan cara seperti ini umumnya bukan keris buatan empu, melainkan buatan pandai besi atau pandai keris. Itulah sebabnya, keris yang tuahnya berasal dari isian atau induksi, biasanya tak begitu indah buatannya. Karena pembuat keris semacam itu bukan empu, melainkan pandai keris atau pandai besi biasa. Bahkan, seringkali keris semacam itu bentuknya tidak mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Pakem Keris.

Note :
· Pakem Keris : buku atau catatan standar tentang berbagai segi mengenai keris.
· Induksi : penularan, terkena pengaruh, meniru sifat atau kemampuan benda lain.

Doa pada saat penempaan pertama
Salam ngalikum salam
Niatingsun dadi Pengulu
Saka kersaning Allah.
Jodone wesi bumi lawan pamor akasa

Ket raket, nglairake daya suci
Daya rahayu saka karsa lan panguwasaning Allah
La illaha Ilallah.